Bogor | Mata Pena News– Konflik lahan di Desa Pengasinan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor antara PT Natura City dan Primkoveri kembali mencuat dengan insiden intimidasi terhadap warga dan jurnalis yang dilakukan oleh pihak yang diduga terkait dengan TNI AU, Senin (22/04).
Korban, J (30), mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ketika dirampas ponselnya oleh seseorang yang diduga terkait dengan TNI AU. Menurut J, dia hanya mengambil foto karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, namun justru ponselnya dirampas.
“Saya hanya ingin mengambil foto karena khawatir, mereka sedang berbicara dengan warga sekitar. Tiba-tiba, saya didatangi dan ponsel saya dirampas,” ujar J.
“Mana lihat HP kamu, ngapain kamu Foto-foto, jangan begitu, itu komandan saya,” tambah J menirukan ucapan seseorang yang di duga terkait TNI AU tersebut.
J juga menambahkan bahwa Ada dua orang yang menurutnya sebagai Komandan dari TNI AU itu “Satu pake jaket merah, yang satu pakai kaos kayaknya itu komandannya”, terang J.
Di tempat lain, salah seorang jurnalis media online Jawa Barat, H (28), juga mengalami intimidasi saat sedang merekam video di lokasi sengketa lahan tersebut. Dia diteriaki dan dikejar oleh seseorang tak dikenal.
“Satu orang memberhentikan saya naik motor, maksa minta lihat HP, ‘ngapain video-video, itu ada komandan saya di video itu’, gak lama datang lagi komandannya pake mobil, dia tarik masker saya sampe putus, terus dirampas HP saya sambil minta video dihapus,” ungkap H.
H menjelaskan bahwa kedatangannya di lokasi tersebut adalah untuk melihat kondisi masyarakat sekitar terkait pemagaran yang dilakukan oleh perusahaan.
“Saya tidak berpihak pada pihak manapun, saya hanya ingin meliput warga yang terdampak oleh pemagaran. Saya tidak mengerti mengapa saya diintimidasi,” tambahnya.
H menilai tindakan tersebut tidak pantas, mengingat TNI seharusnya menjaga dan melindungi masyarakat, bukan membuat mereka takut dan merasa terancam.
H berharap agar Mabes TNI mengambil tindakan tegas terhadap intimidasi yang dilakukan oleh oknum TNI AU tersebut.
“Setelah saya menyebutkan bahwa saya dari media, dia langsung meminta maaf dan bahkan menawarkan nomor ponselnya,” pungkas H.