Reporter: Rudi Hartono
Medan | Gerbang Indonesia – Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution, SE, MM kembali mengambil tindakan tegas kepada aparatur pemerintahan terkecil di kelurahan (kepala lingkungan) karena melakukan pungli terhadap warga.
Hal ini dialami seorang warga yang berdiam di lingkungan VIII, kelurahan Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, yang dibebankan biaya mengurus administrasi kependudukan via Kepling. Sulistyo memang nekat, Kepling VIII ini meminta uang 1,7 juta untuk mengurus KTP dan KK warga dengan dalih warga tersebut datanya tidak ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dislukcapil) Kota Medan.
“Kepling meminta kepada saya biaya kepengurusan KTP dan KK sebesar 1,7 juta dengan dua kali bayar, pertama 1 juta kemudian 700 ribu setelah urusan selesai”, ujar korban pemerasan.
Sebenarnya hal ini telah berlangsung lama sekitar media Agustus 2021. Korban tak berani melapor dikarenakan takut dipersulit. “Urusnya Agustus 2021 pak, baru sekarang melapor (Selasa 11/1/22). Saya baca media di Medsos lalu berani melapor melalui dirrect massage (DM) ke bapak, Alhamdulillah ditanggapi”, ujar korban dihadapan Bobby saat di minta kronologis kejadian.
“Saya sudah baca DM bapak, makanya saya turun langsung untuk memastikan. Sekarang warga sudah mudah melapor, jangan ada lagi pungli di antara kita. Sudah berulang kali saya tegaskan jangan pernah membebani warga dalam hal kepengurusan administrasi karena semua sudah digratiskan, jadi nggak ada yang namanya biaya apapun untuk urusan itu”, tegas Bobby.
Pencopotan langsung dilakukan Bobby terhadap kepling VIII Sulistyo. Bahkan meminta Kepling agar mengembalikan uang yang telah di setor Ian (korban) kembali utuh. “Tolong Pak Lurah kawal persoalan ini, kalau uang tidak dikembalikan besok di kawal aparat polisi karena sudah melanggar hukum”, ujar Bobby pada Selasa malam.
Kepada awak media yang ikut Sidak pada malam tadi, Bobby berpesan, “Saya merespon laporan warga via DM disertai bukti yang valid”. Kepada Camat Medan Timur, Bobby memerintahkan Alfi Pane untuk mencopot Kepling VIII tersebut dan menggantikan dengan yang lebih baik.
“Urus surat tidak ada biaya sama sekali, itulah pelayanan pemerintah kepada warga masyarakat. Harus copot itu karena sudah saya sampaikan berulang kali”, ujar Bobby Kesal.
Uniknya warga sekitar lingkungan bersorak riang dengan kehadiran Bobby karena telah merespon keluhan warga dengan cepat dan sigap. Mereka menunggu di luar kantor Lurah Pulo Brayan.
“Terima kasih pak Wali telah bersedia menanggapi keluhan kami, kami nggak dapat PKH sejak Kepling itu di sini”, ujar salah satu warga ketika di wawancarai awak media. “Cocok kali pun Si Tyo itu di copot, susah kali ngurus surat sama dia”, ujar emak-emak menimpalinya. (RHO)